Customize


Choose Your Style


Choose Your Color

Light Skin
Wide


favorite Image


Post Layout

Jumat, 27 November 2020

[Season 2] Eps 38 : Maya

 


“Jika memang ini memang harus terjadi, mengapa kau harus menunjukkan reaksi seperti itu”

“karena yang terjadi melebihi yang di perkirakan oleh ku”

“sudahlah kalian berdua, kita cukup melihatnya, 2 pembawa kepunahan akan saling berlawanan”

“mana ya ruangannya” setelah melirik setiap ruang tunggu akhirnya ia menemukan.

Karena lelah menunggu para murid merasa kesal dan membuat jebakan untuk menjebak guru mereka.

Lalu muncullah Putra yang sedang membuka pintu, saat pintu terbuka muncullah 3 kursi melayang menuju Putra, melihat salah satu muridnya tertawa Putra pun menghindarinya lalu melemparnya ke murid tersebut.

Murid tersebut pun marah dan berusaha memukul Putra, melihat tingkahnya es krim Putra pun terjatuh, Putra pun marah lalu mencekik murid tersebut sembari memegang bara api ungunya “jika kau suka mencari masalah, akan kudatangkan masalah kepadamu”

Para murid pun terdiam, melihat reaksi Putra yang begitu marah, Malay pun berusaha mengingat wajah Putra karena ia merasa tak asing melihatnya.

Dengan penuh tangis Sania memeluk Putra, Putra pun tidak mengingatnya lalu membuat melempar Sania ke depan.

“kenapa kamu begitu kejam pada dia,  aku pikir kamu orang baik, karena pernah menyelamatkan aku”

“apa maksudmu, berhentilah mengoceh yang tidak jelas, cepat ikuti aku”

Dengan rasa takut mereka pun mengikuti Putra pergi ke lapangan depan.

Sesampai di lapangan Putra meminta mereka semua berlari memutari lapangan hingga Putra berkata selesai.

Sementara itu Putra pergi ke luar untuk membeli es krim yang telah terjatuh sebelumnya.

“huh.. kenapa kamu begitu senangnya melihat pelatih”

“dia mirip kakakku” ucap Sania

Beberapa menit kemudian para peserta mulai kelelahan mereka pun mulai melambat dan berjalan dengan keringat dingin.

“kenapa kalian mulai melambat, cepat lari!” ucap Putra

“dia seperti Iblis” ucap Malay dengan bergumam.

Perlahan para peserta mulai pingsan karena kelelahan.

Muncullah Surya dengan pesertanya menghampiri Putra

“bagaimana kalau kita berlatih kolaborasi”

“kenapa kamu sempat berpikir begitu”

“untuk mempersingkat Waktu”

“boleh, lagi pula aku kesal dengan peserta ini, kalian semua bangun, lihat ini”

Dengan cepat Putra bergerak maju membawa bola Api ungunya.

Melihat aksi Putra para murid terkagum

Surya pun bergerak mundur sembari menembaki Putra

Namun Putra menangkis tembakannya dengan Apinya yang berbentuk sebuah tongkat, merasa sudah cukup dekat, Putra pun melompat sembari mengayunkan tongkatnya untuk memukulkannya ke Surya.

Dengan tangan kosong Surya menangkisnya dan terdorong jatuh.

“kenapa kamu benaran ingin membunuhku”

“apresiasi aja”

Surya pun menghela nafas sembari meniup luka bakar di lengannya.

“baiklah kalian dengarkan aku, untuk penjelasan kalian belajar dengannya dulu.”

Sembari menunjuk Surya “nanti tarung, baru denganku” ucap Putra pergi meninggalkan Pesertanya, keluar pergi melewati pagar.

“Aku titip mereka” Ucap Putra melambaikan tangannya.

“tahu gini aku ngak akan kesini”

^```````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````^

Nama : Sania

Umur : 16th

Status : Peserta

Maya : Pemotong

^``````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````````^

“baiklah kalian semua kesini, duduk dan perhatikan ya” ucap Surya

“seperti yang kalian lihat, kalian selain mendapatkan umur yang abadi, kalian juga mendapatkan Maya, dan seperti ini contohnya” Surya pun menembakkan sesuatu ke sebuah pohon.

“mayaku adalah tembakkan, aku bisa menembak apapun yang aku pegang dengan tepat sasaran, coba kalian lakukan sesuatu hal untuk memunculkan Maya kalian”

Sementara mereka berlatih melakukan gerakan aneh, Surya pergi ke dalam ruangan untuk melihat berkas tentang para peserta.

Setelah mencoba banyak gerakan mereka masih tidak menemukan apa maya mereka, namun beberapa dari mereka ada yang sudah menemukan maya mereka.

Surya pun kembali dengan membawa beberapa berkas, dalam benaknya saat melihat mereka yang sudah menemukan mayanya merasa bangga.

“pak pelatih Maya itu apa ?” tanya Bahri

“Maya itu energi makhluk yang sudah mati, hampir mirip dengan energi jiwa, namun bedanya Maya itu di ciptakan oleh bangsa jin” dalam benaknya Surya ‘untuk aku mendengarkan penjelasan Skyjin Waktu itu, tapi bagaimana dengan Putra ya’

Dengan apa yang surya ketahui ia jelaskan kepada para murid.

Sementara itu Putra yang sedang asyik makan es krim sembari melihat lautan api di atas jembatan penyeberangan merasakan rasa bersalah saat ia mendorong Sania ia pun memikirkan apa yang dikatakan oleh Sania soal dirinya pernah menjadi kakaknya “apa saat ujian akhirku ya” sembari berjalan menyeberangi jembatan.

“ah.. dari pada pusing lebih baik aku ke dia” dengan santainya Putra berjalan memasuki istana kerajaan sembari menghantamkan apinya ke setiap penjaga.

Dengan tergesa keluarlah skyjin “kenapa kamu menyerang mereka”

“mereka melarangku masuk”

“lalu kamu serang mereka”

“iya kenapa”

Dengan menghela nafas berat Skyjin menghampiri Putra dan berkata

“apa yang kamu butuhkan”

“ingatan ujian akhirku”

“bukanya kamu mengingatnya”

“saat aku gagal, aku di ujikan ulang kan”

“lalu kamu ingin mengetahuinya ikut aku” mereka berdua pergi ke ruang bawah kerajaan, dengan kegelapan yang menyelimuti Skyjin menyebarkan aliran mayanya sebagai penerang ruangan.

Maya pun beterbangan bagaikan debu yang tak terlihat.

Usai menggeser tuas Skyjin menyalakan Perangkat pantauannya dan memberitahu Putra bahwa dia berhasil mendapat kesempatan kedua karena arif, Putra pun di tinggalkan sendiri di ruangan tersebut, Skyjin pun kembali ke singgasana.

Video tersebut Putra putar hingga 3x putaran tak disangka gadis yang berperan sebagai adiknya ialah adiknya.

Namun Putra menemukan keanehan “bagaimana tubuh yang sudah termakan bisa utuh kembali” gumam Putra.

“untuk Malay hanya sebagian tubuh tapi Sania”

Dengan rasa lelah Putra pergi keluar dari ruangan tersebut dan kembali ke apartemennya, sesampai di sana ia pun langsung melompat ke tempat tidur tanpa membuka bajunya sontak ia teringat sesuatu “oh iya para murid, biar sudah” ia pun kembali tidur dengan nyenyak hingga esok harinya.

Keesokan harinya Putra pergi ke asrama kelasnya dan membawa para muridnya ke lapangan depan.

“jadi kemarin kalian di ajar apa”

“penjelas maya” ucap bahri

“praktiknya belum” tanya Putra

“belum” jawab Malay

“baiklah kita akan belajar maya sekarang, maya aku adalah api ungu seperti yang kalian lihat, aku bisa mengubah bentuk apiku dan ini berada di level lanjutan.”

“apa dari kalian ada yang sudah mengetahui maya kalian”

“kami sudah mencobanya beberapa” ucap danil

“bagus lah, pertama kalian berdiri membentuk lingkaran di sana” setelah mereka membentuk lingkaran Putra membakar daerah sekitar mereka.

“aku tidak akan membimbing kalian satu-satu, keluar lah dari lingkaran api itu terserah bagaimana pun caranya, bagi ya sudah aku tunggu disana” sembari menunjuk pohon yang rindang Putra pun duduk disana sembari menunggu.

Dengan panik mereka terhimpit oleh kobaran api, setiap pergerakan membuat mereka terbakar api.

“Saranku tenang dan berpikir” ucap Putra dari kejauhan.

Bersambung...

Posting Komentar

Whatsapp Button works on Mobile Device only

Start typing and press Enter to search